Perubahan iklim telah memicu perhatian dunia beberapa tahun
terakhir, hal itu tidak terlepas dari meningkatnya bencana alam yang telah
banyak menelan korban jiwa dan harta di berbagai belahan tempat. Dari berbagai
bencana alam yang terjadi telah menjadikan manusia sebagai sorotan atas
aktivitas atau kegiatan yang dilakukannya dalam berbagai sektor. Tidak bisa
dikesampingkan bahwa manusia turut memberi kontribusi atas penumpukan
karbondioksida dan gas-gas rumah kaca lain di atmosir yang memerangkap sinar
matahari sehingga membuat suhu bumi semakin panas dan memicu perubahan iklim.
Disektor kehutanan sendiri termasuk didalamnya pengundulan
hutan, meskipun bukan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca namun cukup
berarti. Pada tahun 2004, sumbangan
sektor kehutanan mencapai sekitar 17%
dari total emisi gas rumah kaca1. Indonesia terrmasuk kedalam salah
satu penyumbang gas rumah kaca didunia karena tingginya aktivitas pengundulan
dan kerusakan hutan. Banyaknya pengalihan hutan untuk dijadikan perkebunan
tanaman industri bahkan berubah menjadi areal pertambangan dan peruntukan
lainnya dimana memberi pendapatan bagi negara untuk membiayai pembangunan.
Menyadari dampak dari pergeseran iklim, maka Upaya
menurunkan emisi menjadi penting bagi indonesia. Bukan saja untuk mendukung
upaya dunia dalam mengatasi perubahan iklim tetapi juga memperbaiki pengelolaan
hutan, melestarikan ekosistem hutan, melindungi keanekaragaman hayati serta
mensejahterakan masyarakat sekitar.
1. IPCC. 2007. Climate Change Report 2007. Working Group I Contributions to the IPCC Fourth Assessment Report. Cambridge University Press, Cambridge.